Mengatur Pengeluaran untuk PNS (Nenek’s case study)

Ada yang berbeda dengan nenek, awal bulan kemarin dia membeli amplop-amplop putih. Menarik semua gajinya yang tak seberapa dan membaginya untuk dimasukkan ke dalam amplop-amplop itu.

Nenek baru nonton TV, ada program yang membahas bagaimana supaya akhir bulan tetap bahagia dan tenang, dalam artian masih bisa bertahan hidup dan tak ada masalah keuangan. Aku gak tau pasti berapa amplop dan untuk item apa aja dibagi dan berapa banyak isinya.

Aku wawancara nenek, pura-pura tak terlalu tertarik, bertanya sambil lalu tentang misteri amplop putih yang di simpan di dalam kotak benang nenek.

“Jadi nek, itu amplop pengeluaran buat apa aja ?”

“Buat makan, transportasi, jajan, bayar tagihan, nabung, intinya saya dari awal udah alokasikan dana buat sebulan ini ”

“Trus berapa banyak yang kamu bagi buat tiap pos?”

“Tergantung, makan itu porsi paling besar sekitar 30 %, sisanya ya dibagi-bagi buat yang lain. Sar, saya mulai nabung buat naik haji..”

“Bagus nek, mang harus dimulai. Saya doakan kamu bisa naik haji..”

Lalu pada suatu siang yang cerah, saya tidak bawa motor ke kantor karena nenek tadi yang mengantar ke kantor, pulangnya saya nebeng kak sri. Ketika sampai ke depan pintu, saya melihat sesuatu.. kunci rumah tergantung manis di pintu, kunci nenek. Kuncinya ketinggalan. Saya masuk ke rumah dengan panik dan langsung memeriksa kamar mandi, lemari, kamar, dapur dan bergegas sms nenek, tak lama nenek menelpon saya,

“Sar, coba kamu lihat amplop-amplop saya, masih ada gak?”

Saya lalu membuka kotak benang nenek yang tak ada kuncinya itu, Alhamdulillah amplopnya masih ada.. sungguh tak terkatakan kalau amplop-amplop itu hilang.
Tak lama nenek pulang, dan kami tertawa-tawa. Sungguh lucu. Ada-ada saja cerita kami.

Kalau menyimpan uang di bank dan bergantung pada atm sulit mengontrol pengeluaran.

Kalau menyimpan di rumah dengan metode amplop penuh risiko..

Apapun itu, pengaturan keuangan memang sangat penting, apalagi buat PNS yang baik hati yang rajin menabung dan tidak sombong seperti kami.

Semoga mimpi nenek pengen naik haji segera terwujud.

Popular posts from this blog

menulis serius

delapan jam

Interview Masuk SMP