Learning English For Children

Setiap selasa dan kamis sore aku dan nenek punya rutinitas yang lumayan seru. Kami di-apel-in empat cowok keren. Mereka belajar bahasa Inggris.

Seorang, sekarang kelas lima, muridku dari 2009, sejak aku pulang sekolah. Sudah dua tahun dia belajar denganku. As a teacher, aku mang rada galak. Kebiasaan ngospek kali ya.. Progressnya keren, penekananku di vocab, vocabnya lumayan banyak sekarang. Sejak 2011 aku coba ngajarin pakai buku, jadi lebih terarah, bukan yang hanya di kepalaku saja.

Tiga yang lain, murid baru. Masih mulai belajar vocab. Kalau belajar vocab jatah nenek, lebih sabar ngajarnya. Metodenya pertama playing vocab card, trus disuruh hafal, trus dites. Targetnya kalau vocabnya udah 100an lebih baru dioper ke aku. Satu sekarang aku pegang juga, udah bisa mulai belajar structure, meski terus menghafal vocab baru juga.

Sebenarnya aku pengen juga punya murid perempuan, bersungguh-sungguh ingin mencerdaskan kaumku. Pernah punya dua yang berhenti di tengah jalan. Mungkin tidak akan menambah murid lagi karena ini volunteer jobku dengan nenek. Enaknya volunteer gini, kalau mau diliburkan belajarnya gak ada masalah. Aku pikir-pikir, tarif ngajarku gak bisa dikonversi ke rupiah. Sombong sangat ya, he..he.. Paling mereka bawa gorengan ma aqua gelas. Itupun buat mereka sendiri, karena ada waktu istirahatnya.

Andai aku punya waktu lebih banyak. Sedih sekali juga melepaskan volunteerku di salah satu SD karena kesibukan kerjaku dan lokasinya yang lumayan jauh.. Entah apa yang guru bahasa Inggris mereka ajarkan di sekolah, aku gak tau. Membaca dan Menghitung saja mereka sulit.

Indonesia harusnya memperbaiki kurikulum pelajaran bahasa inggris untuk anak SD, atau kurikulumnya sudah bagus tapi gurunya yang tidak bisa mengajar. Kenapa tidak seperti di les ya ngajarnya..

dan mereka memanggilku Miss Sari, sebenarnya merekalah yang mengajarkanku.. mengajarkanku tentang kesabaran :)

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda