dan mereka sangat cantik

sore sabtu itu, saya sangat terburu-buru. Orang tua saya menunggu di mobil dan saya dalam misi membeli kado buat sepupu saya yang berulangtahun ke-13. Sudah jam setengah lima sore, saya bergegas masuk ke salah satu toko yang menyediakan berbagai peralatan perang untuk perempuan alias toko pakaian dalam. he..he..

Saya berkeliling mencari pakaian tidur untuk sepupu saya itu, saya naik ke lantai dua dan di sanalah saya bertemu mereka. Awalnya saya tidak ngeh, lama-lama nyadar, mereka berbicara dengan bahasa yang beda. Pelan-pelan saya melirik mereka, hmm, kaget. Mereka tidak berjilbab seperti sebagian perempuan di Aceh. Baju kaos ketat, celana jeans pensil, dan make up tipis yang bersahaja. Saya mencoba mencari perbendaharaan kata yang paling tepat, akhirnya jatuh kepada kata cantik. Mereka sangat cantik dan bergaya. Rambut panjang diurai bergelombang. Kuku tangan terawat dengan kuteks transparan yang memikat. Tak puas rasanya menatap sedetik, berkali-kali mencoba mencuri pandang karena saya tidak berani terang-terangan memandang mereka

Sudah lama saya tidak bertemu mereka di kota banda aceh ini. Entah dimana mereka berada, saya memang sekarang selalu ke salon muslimah, dan kebanyakan di rumah saja. Sore itu saya demikian takjub. Saya memandang diri saya di cermin, syukurlah sore itu saya tidak dengan baju kaos converse kebangsaan saya yang tak jelas warnanya, celana jeans kebesaran, dan sendal jepit. Jilbab dibiarkan jatuh ke pundak. Sore itu saya malah memakai sepatu baru saya yang girlie..tapi tetap saja saya merasa kalah cantik. Saya memang tidak merawat diri, tidak berdandan, dan tidak bergaya.

Saya berjalan mondar-mandir memilih kado dan akhirnya menyambar cardigan abu-abu. Lalu saya bertemu lagi dengan mereka. Iseng saya melihat apa yang mereka beli. Baju tidur renda warna pastel dan peralatan perang perempuan beraneka model :)

Setelah membayar saya bercerita ke orang tua saya di mobil. Lalu tiba-tiba mama saya seperti ingin mengatakan sesuatu dan tak jadi. Kami tidak bisa berkomentar, mereka beda, tapi mereka bagian dari kita juga. Mereka membuat saya bersyukur menjadi seorang perempuan dan bangga menjadi perempuan.

Popular posts from this blog

menulis serius

delapan jam

Interview Masuk SMP