Belajar Merajut (Knitting)

Mamaku pintar merajut satu jarum, crochet. Kata om-ku kalau kami macam-macam, nanti kami dirajut mama. He..he.. sungguh sebuah joke yang tercipta karena dimana mama disitu selalu ada jarum dan benang.

Jangan tanya seberapa banyak koleksi benang mama. Waktu aku di adelaide, setiap main ke Marion Mall, aku menyempatkan diri ke Lincraft, toko art and craft yang lumayan besar, mencari benang-benang yang lagi sale. Beli dua atau tiga gulung. Alhasil waktu pulang ke Indonesia, satu kotak khusus buat benang, aku sendiri tidak sadar sebegitu banyak benang yang sudah aku beli. Mama sangat sayang dengan “benang Australianya”. Benangnya tidak dipakai Cuma buat dilihat-lihat saja.

Benang-benang yang lain dibeli kalau kami ke Jakarta. Tinggalkan mama di toko art and craft, sementara kami berkeliling, lalu jemput lagi waktu mau pulang. Anehnya, tetap saja mama merajut dengan benang-benang yang harganya tidak terlalu mahal, benang-benang bagus Cuma buat dilihat-lihat dan dikagumi saja.

Sudah dua malam ini aku disetrap belajar knitting. Duduk rapi, pegang benang dan jarum, dan berkosentrasi. Aku memang tidak berbakat dalam hal apapun yang berkaitan dengan pekerjaan tangan. Mama udah putus asa mengajarkan crochet, maka ketika menyadari knitting lebih mudah, aku dihajar habis-habisan.

Berhubung aku sering menonton film korea dan membaca komik jepang, melihat seorang gadis merajut sungguh cute, maka aku katakan pada diriku,

“Sari, tak ada yang tak mungkin..”

“Practice makes perfect”

Pikir-pikir lagi, motivasi memang perlu.

Kata nenek,
“Bersemangatlah, nanti ajarkan nenek merajut. Masa’ kamu kalah sar sama si Marry di Marry me Marry.. “

“Ya iyalah nek, si Marry tu, dia merajut buat pacarnya..”

“Kalau saya punya pacar pasti saya rajut juga..”

janji yang tidak benar adanya ..he..he..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda