Hari menulis blog nasional

Tahu Kecap tuntas
Bubur delima masih menunggu dihabiskan..

sambil-sambil mari menulis blog, karena hari ini hari menulis blog nasional karena aku lagi pengen menulis my new things, hal-hal baru yang menggoda..

Pertama, mari kita membahas tentang seorang lelaki kecil yang baru tumbuh gigi. Rambutnya keriting (karma atau memang takdir?) Inisialnya SNS, alias nabil alias nabila..he..he.. (dikejar emaknya karena memanggil nabila).
Emaknya menuduh aku dan nenek adalah teroris cinta, cinta lelaki kecilnya yang hampir selalu berbaju biru. Apa mau dikata, tak melihat sehari saja sudah kangen suara "anak kucing" dan tawanya yang menggemaskan. Oh adik nabilku, kak sari kangen selalu. Semoga nabil kelak menjadi anak yang baik hati dan rajin menabung seperti kakakmu ini.

Kedua, masak memasak di sore hari, di bawah langit. Ide ini karena kalau masak di dapur, capek harus ngepel-ngepel dan membersihkan segala sesuatu kalau sudah selesai. Jadi diangkatlah dua kompor minyak gak penting itu ke luar. Memasak beratap langit sungguh romantis (romantis yang tak pada tempatnya). Paling sering masak risol buat buka puasa (berhubung nenek ahli risol se sabang dan sekitarnya). Paling seru kalau tiba-tiba hujan. Masaknya bubar, heboh ngangkat kompor masuk lagi ke dapur. Dasar Misbar, gerismis bubar..

Ketiga, sesi cuci mencuci dibelakang beratap langit. Dua gadis desa bakaran batu, berhubung tidak ada sungai, maka jadilah air pdam yang hanya hidup beberapa jam dimanfaatkan, berpacu dengan waktu sebelum air mati. Seru karena, air bisa mati kapan saja. Lebih simpel karena jemuran hanya selangkah dua langkah aja dari tkp. Gak seru kalau matahari terik, harus sering-sering mengatur posisi biar gak kepanasan..

Keempat, Kabur makan bubur dan tahu kecap pas jam kantor di Kongsi. Seru banget karena merasa seperti anak SMA yang mbolos. Makan sambil ngobrol. Bebas pilih mau bubur apa, kalau lagi gila, semua varian bubur dicampur jadi satu (bubur delima, bubur sumsum, bubur ketan itam). Lebih heboh lagi, ngeliat lebih dekat kehidupan masyarakat kongsi yang berwarna, penuh gejolak, dan heboh. Serasa ada dimana gitu, bukan di sabang gini..he..he..

Kelima, kebiasaan pake training kapan saja dan dimana saja. Jadi ingat bule-bule adelaide yang bertraining dan berjumper ria kapan saja dan ngapain aja (termasuk ke kampus). Masa' baru ketularan setelah dua tahun seh? Paling enak pake training jelek hitam bulukan, dari pesta, mandi laut, ke pasar, atau nonton tv. Tapi si training kesayangan yang merknya nama suami bekas pembantu saya itu, lagi dicuci, musim hujan lagi ni, mungkin dua tiga hari baru bisa dipakai. he..he..

Baru kepikiran lima, nanti ditulis lagilah kalau kepikiran lagi..

Popular posts from this blog

menulis serius

Mimpi Masa Muda

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011