Home Alone

Pagi ini nenek sudah berangkat mudik. Jadinya aku home alone, jadi ingat film jadul yang beken itu, seorang anak laki-laki yang imut-imut dan menggemaskan ketinggalan di rumah sendirian ketika semua anggota keluarganya liburan. Sayangnya aku gak terlalu imut-imut lagi dan gak terlalu exciting ditinggalin di rumah sehingga bisa lompat-lompat di kasur. Semoga juga gak ada kejadian yang mendebarkan kecuali mungkin tokek yang kata nenek menempati loteng rumah. Jam kerja pastinya aku di kantor bersama teman-teman seruangan yang lumayan rame. anehnya kalau di kantor aku pengen pulang sampai di rumah malah pengen rame-rame. aneh banget.
Tahun lalu, akhir-akhir ramadhan ini aku udah say good bye ma pulau ini. tahun ini karena sudah diwanti-wanti agar mematuhi peraturan libur bersama aku bertahan dengan segala pemikiran positif tentang akhir ramadhan sendirian. Pastinya kalau gak ada nenek, hilangah kesempatan bergosip ria sebelum tidur, lebih banyak waktu buat tadarus, salat sunat, dan lain-lain. semoga bisa terlaksanalah.
Memasuki akhir-akhir ramadhan semakin banyak undangan buka bersama. Sejauh ini aku baru dua kali buka bersama. Satu dengan gerombolan koboi dan satu dengan kakak kelasku. Buka puasa di rumah selalu jadi pilihanku, dengan baju kebangsaan dan posisi duduk yang bebas meriah, dan pastinya bisa dengan gaya bebas berekspresi. Namun dalam kesendirianku di pulau ini, aku berharap bisa buka bersama dengan yang lain. haruskah aku mengundang koboi-koboi itu lagi? he..he.. dilema..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda