sea

Seperti lautkah, kita yang menaikkan permukaan saat pasang dan menurunkan tegak saat surut dan terus seperti itu saat purnama singgah sebentar menyapa kelam?

Pentingkah kita yang berdiskusi tentang hari ini, esok, dan kemarin? kenapa adamu juga seperti laut yang semakin terluaskan saat horison dan matahari yang terbenam menjadi menarik dalam semburat oranye?

Seperti ombakkah, yang semakin berganti, perasaan dan suasana hatiku, menunggu di tepi pantai? Aku menikmati berjalan pelan mengumpulkan rumah kerang yang terserak tanpa sengaja dari belantara lautmu yang tak pernah terasakan alunnya sepasti-pastinya. Aku menarik pandangku pelan dan meluaskan rindu pada sebuah bintang laut biru di dasar sana, yang terimpikan dalam hirupan wangi laut.

Bolehkah aku pergi, sebelum laut kandas? Bolehkah aku sembunyi, sebelum pantai ini kering? aku tak siap mengenal terlalu banyak pantai dan menjadi akrab tanpa sebab.

Aku bertanya lagi, perumpaan laut ini membuatku membenci diriku, kenapa harus berumpama? tak bisakah aku bertanya dengan bahasa yang sederhana? mengapa aku jadi tak sederhana? mengapa aku juga menjadi laut? tak cukupkah satu laut untuk kita berdua?

tak perlu dijawab... tak perlu..tetaplah jadi lautku, itu saja..

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda