tentang pembicaraan aku dan sahabatku

Sahabat,
tak akan cukup kata untuk kita menjabarkan satu per satu rasa dan perasaan kita tentang cinta dan cinta. Bila 7200 detik terasa hanya sedetik dan masih saja banyak yang harus dibicarakan, maka berapa banyakkah semua resah yang terkandung dalam kepalamu dan kepalaku, terkubur dari masa lalumu dan kemarinku, dan tersembul dari masa depanmu dan hari esokku ? Lalu mengapa kekinian ini hanya kita penuhi dengan gelisah dan rindu akan purnama yang tak pernah jelas cahayanya pink atau kelabu?

Sahabat,
bila perihmu terasakan jelas olehku, dalam sapamu, dalam tulismu, dalam diammu, dalam garis-garis stabilo jurnalmu, dan monitor lebarmu, akankah aku hanya berdiam saja? Adakah udara ("fresh air") cukup redakan sesakmu dan embun masih sanggup mengartikan satu jendela yang menghubungkan mimpi dan nyata? dimana mimpi, saat kita tergugu lalu menguatkan diri kembali, dimana harapan saat, kita menatap bumi yang semakin membiarkan kita jadi apa adanya, dan dimana senyum, saat begitu kaburnya langkah untuk menuju hatinya?

tak bolehkah kita memilih, dan tetap kukuh dengan pilihan?
tak bolehkah kita teriakkan, sungguh aku ingin dan hanya ingin seperti mauku ?

permainan ini semakin lama sungguh memuakkan, lalu pantaskah kita bertahan? Sudah saatnyakah kita keluar dan berhenti bermain?

akan tiba saatnya sahabatku, siapkan dirimu, untuk senyum dan untuk perih dalam takaran yang sama. Bersegeralah merapikan inginmu dan aku tau, kapanpun itu kamu akan siap, seperti juga aku. Ya kita akan siap, berhenti membicarakannya dan menyimpan smua pertanyaan. berhenti menganalisa dan mengeluarkan teori-teori terbaru, kehilangan ketajaman mencari alasan dibalik itu dan berhenti saja. karena kita harus berhenti, dan entah karena apa.

untuk CJ/CW
seribu doa untukmu

Popular posts from this blog

menulis serius

Cut Abang dan Cut Adek Sabang 2011

Mimpi Masa Muda