genap

Berbicara tentang masa lalu, kubiarkan semua tersaji dan terlempar lagi. Tak ada yang ingin aku larikan bahkan untuk secangkir pembasuh gerah karena terlalu perih kisah-kisah yang tersusun untuk membagi satu kisah dua kisah itu. Dengarkan kata-kataku, karena nanti aku akan tuliskan ini dalam air yang mengalir sejati antara resah dan gemerlap ketakutanku. Bila kita terhanyut dalam belantara pemikiran tentang kemarin, petikkan aku sekuntum kembang dari gelugur bunga di kaki semak. Punahkan galau ini dalam usahamu memahami maksudku.
Tak ada yang tersisa tentang hari ini, saat kita berbagi cermin dalam rangkaian esok dan kemarin. Berhenti sejenak menatap anyaman dari benang masa silamku yang kutambat paksa dalam percakapan sore menjelang malamku. Purnamamu dan purnamaku dan sedikit kelamku, teraduk pelan dalam hirup angin sore pengantar pulangmu.
dan bila tak mengerti, lupakan smua tentang aku yang tersulut memorimu, lupakan aku yang di kepalamu karena aku hanya di sini, di sini dalam diriku tak pernah akan berpindah.

Popular posts from this blog

menulis serius

delapan jam

Interview Masuk SMP