Istanbul dalam puisi
Istanbul, keemasan warna lampu terhujam ke angkasa
Alunan musik, melarutkan perih
Air mata turun menambah kelam
Cahaya lampu tak mampu taklukkan perih
Terlanjur namanya merasuk malam,
Haruskah aku padamkan kelip senyummu di langit hati
Karena aku, harus melangkah
Terlalu kikuk menunggu rengkuhan
Alunan musik, melarutkan perih
Air mata turun menambah kelam
Cahaya lampu tak mampu taklukkan perih
Terlanjur namanya merasuk malam,
Haruskah aku padamkan kelip senyummu di langit hati
Karena aku, harus melangkah
Terlalu kikuk menunggu rengkuhan