pamit
Saya tidak suka berpamitan, saya pergi sebentar saja. Toh,
nanti juga pulang. Hanya saja berpamitan artinya meminta doa dan restu.
Bukankah sangat membahagiakan didoakan oleh saudara, sahabat dan orang-orang
tercinta. Doa-doa yang diberikan setulus hati sungguh menyentuh hati hingga
terkadang tak bisa menahan tangis.
Berpamitan juga sekaligus ajang minta maaf, untuk semua
kesalahan dan khilaf yang selama dekat sulit untuk mengucapkan kata maaf.
Berbaikan dan berbicara lagi dengan seorang sahabat dekat sungguh membuat satu
beban saya terangkat. Ternyata selama ini sahabat-sahabat yang telah membuat
hidup saya penuh warna. Sahabat-sahabat yang selalu ada.
Pada beberapa sahabat saya berjanji untuk mengabarkan
keberangkatan saya. Maka tadi saya menulis beberapa sms, menelpon beberapa
orang dan berbahagia mendengar suara mereka kembali. Saya juga sekaligus mohon
maaf untuk beberapa janji temu yang tak bisa dilakukan karena sempitnya waktu.
Padahal sungguh saya ingin bertemu, mengulur lagi silaturrahmi untuk sekedar
tertawa bersama atau bertukar cerita.
Lalu yang paling membahagiakan, beberapa sahabat yang
singgah di blog saya, berkenan membaca catatan yang saya buat. Sahabat lama
yang masih dekat di hati dalam balutan kisah meski jarak dan waktu memisahkan.
Semoga saya masih rajin menulis, berbagi cerita, karena hanya itu yang bisa
dibagi.
Ya, sampai ketemu lagi, dalam kisah yang lebih baik dan
perjumpaan yang menggetarkan hati. Tetap berkirim kabar dan tetap bersahabat..