samangkuk besar kasih sayang
Di bumi ini,
Tuhan menitipkan kasih sayang untukmu
Pada beberapa orang
Ayah ibumu
Sanak saudaramu
Sahabat-sahabat terbaikmu
Dan kepadaku
Ya, aku
Tapi, kamu tidak pernah mau mengambil titipanmu itu di aku
Tidak apa-apa, sungguh
Kapan pun kamu butuh
Ketuklah pintu hatiku
Ketika itu,
Semoga hari cerah
Jadi bisa kita bentangkan tikar piknik
Lalu duduk berdua sambil menikmati semangkuk besar kasih sayang titipan Tuhan
catatan tentang puisi ini :
larik-larik puisi ini mengalun di kepala saya. jelas. memaksa untuk mengambil pulpen, duduk dan menuliskan semuanya dalam dua menit.
beberapa kata saya ganti dengan yang lebih saya suka tapi struktur masih seperti ketika kata ini terbaca di kepala.
meski sering saya mendapati inspirasi puisi, tapi jarang sekali yang nyaring seperti ini.
datang tiba-tiba dan saya begitu takut kehilangan bahkan satu kata.
lalu saya kirimkan, karena tidak mungkin sebuah puisi datang tanpa sang inspirasi
semoga puisi sebuah pertanda yang baik
tentang kasih sayang titipan Tuhan di hati kami berdua
(mungkin ini juga dari hatinya yang diberikan untuk saya)