Fantasy please be my friend
Jalan-jalan keliling Dortmund dengan bis itu, membuat saya
mengantuk sangat. Berusaha untuk tidak tertidur, namun apa daya, beberapa kali
saya mendapati diri saya terbangun dari tidur. Penjelasan si Bapak tentang
objek-objek yang kami lihat di jalan seakan pembacaan dongeng pengantar tidur yang
sungguh merdu.
Namun diantara tidur, bangun, setengah tidur dan setengah
bangun, ada beberapa petuah si Bapak yang membekas di hati saya. Kata-kata itu
dikatakannya ketika tour hampir berakhir dan saya coba mengingatnya baik-baik.
“Sesulit apapun kehidupan yang akan dihadapi, sebanyak
apapun masalah yang akan ada, janganlah pernah kehilangan fantasi.”
Kalau saya mengartikan fantasi ini adalah
sedikit kesenangan hidup, sedikit imajinasi, sedikit mimpi, sedikit keceriaan dengan menikmati
hal-hal yang memberikan kebahagiaan. Suatu keyakinan yang ada dalam diri bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk
mewujudkan impian.
Lalu menurut si Bapak, fantasi ini bisa didapat dari
jalan-jalan di taman, menikmati konser, menonton teater, atau melihat pameran
dan lain-lain. Mungkin serupa “me time” atau fun activities that make you
happy.
Kesempatan-kesempatan merecharge kembali pikiran untuk
menjalani hidup.
Mungkin tidak pernah sesederhana itu, kadang fantasi datang
dan pergi, namun menjaganya selalu ada bukanlah tidak mungkin dilakukan. Hallo
Fantasy, please be my friend ..