for the first time
Bahkan ketika umur saya segini, masih banyak hal-hal yang
belum pernah saya lakukan. Kali pertama, pengalaman apapun itu, tetap saja
membuat saya exciting, deg-deg-an, nervous, dan tertawa. Kesempatan hidup di
luar, jauh dari keluarga, dan sekolah lagi, semakin membuka kesempatan untuk mencoba hal-hal baru itu.
Pertama kali saya membuat janji untuk berobat ke dokter,
bertemu dokter, berbicara bahasa jerman sama si bu dokter dan menggantinya
menjadi bahasa inggris karena pembicaraan makin sulit dimengerti. Hahaha..
Pertama kali menebus obat ke apotik, pertama kali membuka
kemasan obat yang tak pernah saya lihat di Indonesia, berpikir satu dua menit
hingga tertawa karena ternyata sungguh praktis dan memudahkan sekali cara
mengemas obat tersebut.
Pertama kali melihat salju turun, memandang langit, melihat
butirannya menghantam jendela, mengambil sedikit dan merasakan butirannya di
atas lidah. Berjalan dengan bahagia dalam tumpukan tebalnya.
Pertama kali jalan dengan teman sekantor, gedung teater di
sudut kota antah berantah, nonton teater yang tak dimengerti, terkantuk-kantuk
dalam temaram lampu, dan masih harus ngobrol dengan pemain teater setelah
pertunjukan selesai, merasakan semua pengalaman kultur itu, mencernanya, dan
mengatakan, ini bukan aku sekali.
ketemu om Einstein di Museum Marcedes Benz Suttgart |
Pertama kali berjalan sendirian mengeksplore satu kota,
mencoba sistem transportasinya, mengunjungi museum, membeli suvenir, berjalan
mencari dan menikmati, bertingkah seperti turis yang percaya diri dan
profesional, mengabadikan momen minta tolong si mas manis mengambilkan foto
diri.
Semua pertama kali itu, ketika ke kantin, dan melihat
menu-menu yang sungguh tak sebanding dengan ekspektasi, menikmatinya sungguh
karena masih ada rezeki untuk makan dan menuntaskan lapar.
Pertama kali ke reisezentrum dengan spontan, memesan tiket,
dan membayarnya untuk satu perjalanan lagi.
Seperti itu, pertama kali, lalu pengalaman itu menjadi milik saya, dan saya menjadi seseorang yang berbeda karenanya..