Teori Cinta : Cinta tidak bisa disembunyikan
“Trying to hide the
love you feel for someone is like trying to hide an elephant”
Pada Ben, waktu itu, dua tahun beberapa bulan itu,
Saya merasakan panah cupid, menembus jantung saya, membuat
saya tak bisa berpaling lagi..
“dan sejak itu, saya dihadiahkan seekor gajah..”
Gajah itu begitu jinak. Dia mengikuti saya kemanapun saya
berjalan.
Belalainya tak terlalu panjang tapi dia banyak sekali makan.
Hingga
selama dua tahun ini, saya pikir dia sudah obesitas.
Terancam serangan jantung, stroke,
atau dia bisa saja mati
tersandung sesuatu, jatuh, dan kehilangan hidupnya.
Apakah kamu tega membunuh seekor gajah?
Tapi dengan
membiarkannya semakin gendut dan menggelembung,
maka sama saja, kamu pelan-pelan membunuhnya.
maka sama saja, kamu pelan-pelan membunuhnya.
Ben, kamu tau, betapa sulitnya saya menyembunyikan gajah
itu.
Hingga akhirnya saya memperkenalkannya padamu,
Apa jawabmu waktu itu Ben?
Saya tak ingin ingat.
Hanya saja sejak kamu tau saya punya gajah, kamu mencoba
untuk menyesuaikan diri.
Mungkin kamu tidak suka gajah, hingga kamu mengabaikannya.
Meski gajah itu di depan matamu, dua lensa mata, retina,
pupil dan bulu mata,
Kamu tetap tak ingin melihatnya.
Matamu punya kemampuan untuk bisa menembus gajah itu
dan melihat hal-hal lain menembus gajah yang overweight itu.
dan melihat hal-hal lain menembus gajah yang overweight itu.
Tapi Ben, pernahkan kamu mendengar, gajah yang overweight.
Gajah memang ditakdirkan untuk menjadi besar,
sebesar-besarnya.
Gajah memang sebesar itu Ben.
Dan gajah itu tidak bersalah.
Mungkin saya yang bersalah, memelihara gajah, padahal tak
sanggup memberinya habitat yang layak.
Saya tak kuasa Ben,
gajah ini sungguh punya kemauan sendiri
dan saya, pemilik gajah yang tak
berdaya.
Saya capek Ben.
Gajah saya juga capek.
Gajah saya juga capek.
Kami sudah terlalu jauh berjalan, melewati entah apa,
melakukan banyak hal gila dan aneh.
Berjalan-jalan membawa gajah ini sungguh melelahkan...