episode makan siang setelah demam dua hari
Setting : makan siang romantis berdua, skyscraper, lantai
29. Pemandangan sungai Rhein.
Cowoknya : ganteng, senyam senyum mulu, sayang banget sama
pacarnya sampai rela terbang ke negara yang sedang rusuh demi menemui sang
pacar tercintaaah
Ceweknya : baru sembuh dari demam dua hari, kelaparan, dan
agak depresi mikirin Kaution rumah barunya yang belum jelas.
Percakapan basa-basi tingkat tinggi dimulai..
“Jadi kapan kamu
berangkat ke ..?”
“Sabtu ini. Aku tu udah shopping banyak banget buat pacarku.
Dia pesan ini itu, yang gak ada di sana. Minta dibeliin coklat, roti yang enak,
pokoknya daftarnya panjang deh..”
“Ha..ha.. segitunya ya..”
“Iya, aku tu gak bisa bayangin deh pas ketemu dia, aku gak
bisa cium dia nanti di Bandara. Cuma salaman, trus nanya apakabar..?”
“Iya memang gak bisa...”
“Aku harus menghormati adat kebiasaan masyarakat di sana..”
“Mending tu, di kampungku, malam di atas jam 9, bisa
ditangkap polisi kalau berduan..”
“Oo, jadi kamu punya pacar ya di kampungmu..”
*megap-megap, gak bisa nelan lagi..
“mmm, mmm, ..”
“Complicated ya hubungan kalian..?” nanya denga penuh empati
sangat dan terselip rasa prihatin
“Hmmm, gak kok.. Iya, aku punya pacar. Pacarku itu...”
Ngarang mode on..
Sepertinya sebuah status palsu perlu untuk basa-basi, paling gak buat
percakapan makan siang yang menyenangkan bersama cowok ganteng yang lugu..
Ah, pacarku, sungguh aku kangen kamu, sampai dua hari ini
dalam tidur demamku siang bolong, aku memimpikanmu.. semoga kita segera
dipertemukan.. dan kata-kataku adalah doa yang akan segera jadi nyata..