Ibarat Gajah
“Trying to hide the love you feel for someone is like trying to
hide an elephant”
Entah kenapa ketika membaca kalimat itu, saya
tersenyum. Sungguh perumpamaan yang benar. Pengibaratan yang cerdas. Saya
sangat-sangat setuju dengan quote ini. Quote ini adalah quote favorit temannya ndut yang saya temukan di wall fb-nya.
Bicara soal gajah, gajah adalah salah satu hewan favorit
saya. Saya suka sekali gajah. Kalau saya
punya gajah, pastinya tidak akan saya sembunyikan, malah saya pamerkan. Lebih
baik gajah itu bebas berkeliaran daripada saya harus membuat kandang yang besar
untuk menyimpannya dan pastinya gajah itu tidak akan nyaman dalam kandang
yang sempit.
Kali terakhir saya ke kebun binatang di Malang bersama adik
saya, kami berdiri lama di depan kandang gajah menonton tingkah polahnya yang
menggemaskan. Gajah itu bermain-main
sendiri dan bercanda dengan pawangnya. Saya dan adik saya terkagum-kagum dengan
tingkah laku sang gajah menggoda pawangnya.
Kalau di Aceh,
tidak terlalu sulit untuk melihat gajah. Bahkan Banda Aceh punya beberapa
patung gajah. Kadang-kadang ada gajah di taman kota tempat anak-anak bermain.
Anak-anak boleh naik dan berfoto dengan gajah.
Kalau karnaval juga sering gajah diikutsertakan, dan yang paling saya
miris, kadang gajahnya dicat putih. Saya tau ada beberapa legenda tentang gajah
putih, tapi tetap saja, sesuatu yang artifisial itu menyedihkan.
Lalu apa hubungan antara gajah dan cinta? Menurut saya, dua-duanya
sulit untuk disembunyikan. Terlalu indah
untuk tidak ditunjukkan. Ada kalanya gajah mengamuk dan cinta menggalau, maka
ketika itu terjadi sangat tidak mungkin untuk bersikap
biasa-biasa saja apalgi menyembunyikannya.
Sayangnya, "gajah" saya seringkali salah mengenali pemiliknya
sehingga sampai saat ini masih mengembara mencari habitat yang nyaman. Bertualang dan berkelana, tapi selalu penuh
percaya diri menjadi gajah yang baik
hati dan tidak sombong. .