Mimpi-Mimpi Saya
Tidak banyak mimpi yang saya ingat. Beberapa tak terlupakan
karena penggambarannya terlalu ekstrim di dalam kepala.
Saya pernah pengen beternak kambing dan tinggal di suatu
tempat terpencil. Paling sebulan sekalilah ke kota.
Sambil ngasi makan kambing saya chatting
dengan sahabat saya karena daerah itu gak ada sinyal HP.
Saya pernah bercita-cita, menjadi ibu rumah tangga. Tinggal
di rumah mengurus anak-anak sambil menulis novel dan berbisnis kecil-kecilan
dengan sahabat saya (ini ingat karena ditulis dalam sebuah catatan)
Saya pernah membayangkan tinggal di Iboih, mengurus usaha
keluarga di lahan beribu-ribu hektar, sekalian jadi staf di kantor lurah. Di
belakang rumah ada Helipad, jadi teman-teman bisa datang dengan mudah karena
helikopter bisa mendarat di sana.
Namun, satu mimpi yang hampir terlupakan
Saya bekerja di sebuah gedung tinggi, tidak memakai seragam,
bekerja dengan Kolega yang berasal dari berbagai negara, trus makan siang di
kantin dengan pemandangan yang bagus.
Mimpi ini teringat ketika kemarin saya meeting dengan
supervisor, dikenalkan dengan beberapa kolega dengan bahasa ibu yang tak sama dan
duduk memandangi sungai dari balik jendela kantin di lantai duapuluh berapa
itu.
Lalu semakin menyadari, kita tidak bisa memilih, mimpi mana
yang “harus” terwujud sekaligus mimpi-mimpi lama yang belum terwujud atau
terlupakan, mungkin saja terwujud. Semua tak ada yang tak mungkin.
Keep
Dreaming !