semusim
Pagi ini cuaca sudah mulai sejuk. Seminggu kemarin, panas
sekali di sini. Hampir 40 derajat. Dua pagi di kelas, semua orang mengeluh
tidak bisa tidur karena kepanasan. Topik pembuka pembicaraan yang sungguh
tepat, bicara tentang cuaca dan hari.
Suasana kelas sungguh meriah, baju-baju musim panas dengan
warna-warna cerah mendominasi. Semua dalam mood yang baik, membicarakan rencana
jalan-jalan, rencana berenang dan aktivitas outdoor lainnya.
Minggu pertama saya datang, jaket tak pernah lepas dari
genggaman. Minggu kedua jaket kadang dipakai kadang ditenteng. Minggu ketiga,
jaket disimpan (ditendang) rapi dalam lemari.
Kota ini cepat sekali berubah-ubah moodnya. Kadang sendu dan
kadang meriah. Mau tidak mau semua terikut dalam gerak suasana hati langit.
Kalau saya tetap memfavoritkan hujan rintik-rintik dan langit biru muda.
Beberapa kali saya disuguhi pemandangan seperti itu dan sangat bahagia
karenanya.
Pergantian musim ini, katanya sungguh ekstrim perubahan
suhunya. Saya agak khawatir dengan musim dingin minus-minus. Ingat dulu waktu
di adelaide yang tak pernah minus saja saya sungguh menderita dengan alergi
udara dingin yang membuat saya harus ke dokter dan disarankan minum air hangat
selalu. Tidak ada obat untuk hidung yang mampet dan susahnya bernafas karena
cuaca dingin.
Empat musim dan dua musim, dan semua diantara empat dan dua
itu, detik, menit, jam, hari, bulan, tahun. Sedikit angin, hujan, terik dan
kali ini sedikit salju. Semoga terlalui dengan baik dan sehat selalu. Amiin.