cuci setrika gosok :)
Seminggu paling sedikit sekali saya mencuci pakaian.
Biasanya seember penuh cucian. Kalau rajin dipisah menurut warna (bukankah
hanya cucian yang boleh dipisahkan menurut warnanya?) dan kalau malas semua
ditumpuk jadi satu. Lalu biasanya saya menyetrika dua minggu sekali.
Sebelumnya, saya menggantungkan urusan cuci mencuci dengan
mesin cuci yang setia memanggil dengan empat kali beep jika selesai bekerja.
Hanya tinggal menjemur pun kadang agak malas. Seminggu tiga kali datang si
kakak membantu menyetrika dengan rapinya pakaian-pakaian tadi.
Walau sudah bekerja di Sabang sana pun, seminggu sekali ketika
pulang, ransel saya penuh dengan pakaian kotor. Berhubung ketersediaan air
bersih di sabang yang seadanya itu sangat disayangkan untuk mencuci pakaian
saya yang sebenarnya tidak terlalu kotor. Konservasi air ini saya lakukan
dengan sukarela untuk pulau tercinta ituuuh.
Sekarang, kala tak ada mesin dan tak ada yang menyetrika,
saya mencoba menikmati kegiatan bermain air dan menyemprot-semprot cairan
pelicin pakaian. Ternyata time consuming juga dan melelahkan. Saat-saat seperti
itu saya bisa mengistirahatkan pikiran saya dan fokus pada mencuci atau
menyetrika.
Jadi ingat bibi yang dulu waktu saya kuliah di Bogor,
sebelum jam 6 pagi sudah datang untuk mencuci dalam dinginnya pagi. Saya sudah
bangun lebih pagi, duduk di meja belajar, dan bunyi sikat cuciannya itu menjadi
musik latar yang membuat saya lebih semangat.
Sebenarnya saya hanya menulis karena saya baru selesai
menyetrika dan merasa bahagia karena besok hingga beberapa hari ke depan bisa
memilih pakaian yang akan saya kenakan. Rasanya sedikit bangga, memakai pakaian
yang dicuci dan disetrika dengan tangan sendiri... ah, berlebihan sekali.