sendal gunungkyuuu
Sudah lama saya ingin say “tchuss” dengan yang namanya
sendal gunung. Masa kuliah di Bogor dulunya, saya dan sendal gunung saya itu
sungguh karib. Hingga kini, sendal Boogie itu masih ada, tersimpan manis di rak
sepatu.
Saya suka jalan, meski tak ke gunung, hanya ngubek-ngubek
pasar, tetap saja sendal saya itu sangat berjasa. Kaki saya ini sungguh tak
feminim, gak suka dengan sendal yang girlie atau sepatu yang cantik.
Bolak-balik ganti sendal, setahun terakhir saya kembali ke
sendal gunung lagi. Lalu ditambah dengan satu sendal sepatu gunung, kali ini
sendal sepatu adik saya yang ditukar dengan sendal sepatu saya yang meski agak macho
tapi bukan sendal gunung. Mungkin memang sudah jodoh, kaki saya dengan sandal
dan sendal sepatu gunung itu.
Sore ini, saya tersenyum simpul ketika teman saya yang nekat
melepaskan sepatu berhak 5 sentinya, ketika kami menunggu taksi setelah berputar-putar
di pasar. Memang tak cantik, tapi kaki saya sungguh nyaman dengan sendal gunung
yang seadanya itu..