Damailah selalu..
Pagi yang mendung. Ibu saya memutuskan untuk di rumah saja.
Hari ini katanya akan ada Demo menolak kenaikan BBM di Banda Aceh. Sebenarnya
hari ini saya dan ndut berencana untuk mengumpulkan data untuk bahan menulis
saya, tapi hilang lenyap semua keinginan itu.
Maka kami bertiga di rumah saja. Menghidupkan TV dan sesekali
memindahkan saluran jika hati tak terlalu kuat menahan rasa.
Mungkin kami tidak ingin melihat semua gejolak itu di TV.
Membaca berita di surat kabar lokal tentang keriuhan PILKADA. Berdoa dan
berharap ini hanya tahapan yang memang harus dijalani tanpa dikhawatirkan.
Menunda-nunda pergi ke pasar untuk membeli sekarung dua karung beras untuk
persediaan yang entah untuk apa. Menghindar dari pembicaraan tentang
kemungkinan terburuk karena masih percaya semua akan baik-baik saja.
Maka hari ini, dalam mendung langit dan mendung hati kami,
kami di rumah saja. Mencoba memejamkan mata, melupakan dan membuang semua
prasangka. Semoga Aceh selalu damai. Semoga Indonesia selalu damai.