Maulid Akbar di Sabang
Kemarin Maulid akbar di Sabang, jam tujuh pagi berkumpul dan mempersiapkan ini itu. Ini momen pertama ku berkecimpung di acara maulid, biasanya gak pernah lah ikut, entah dimana aku. Tahun lalu aja gak jelas aku dimana kok bisa-bisanya gak ada memori maulid di kepalaku.
Pagi, bantu ini itu. Kayaknya yang paling keren itu kalau bisa ikutan bungkus bu kulah, nasi yang dibungkus daun pisang yang telah dilayur, berbentuk kerucut. Baru kemaren juga lihat, ternyata ada cetakannya jadi ukurannya sama. Bungkus membungkus itu butuh keahlian tinggi, sepertinya sudah ada yang telah terlatih, kecepatan tinggi, bungkusan rapi jali.
Kalau aku, bantuin apa ya.. he..he.. bantu-bantu lah, masih anak bawang. Aku coba semua jenis pekerjaan, kecuali bungkus bu kulah. Dari dulu gak pernah naik pangkat, selalu jadi kenet alias pembantu umum.
Kesimpulan akhir selalu, maulid itu makan-makan. Perbaikan gizi. Ada hari-hari ketika kita harus makan terlalu banyak, hari maulid salah satunya.. Nasi yang bau daun pisang itu terasa sangat lezat, beraneka lauk pauk, dan semua membuatku merasa sangat-sangat bersyukur :)
Pagi, bantu ini itu. Kayaknya yang paling keren itu kalau bisa ikutan bungkus bu kulah, nasi yang dibungkus daun pisang yang telah dilayur, berbentuk kerucut. Baru kemaren juga lihat, ternyata ada cetakannya jadi ukurannya sama. Bungkus membungkus itu butuh keahlian tinggi, sepertinya sudah ada yang telah terlatih, kecepatan tinggi, bungkusan rapi jali.
Kalau aku, bantuin apa ya.. he..he.. bantu-bantu lah, masih anak bawang. Aku coba semua jenis pekerjaan, kecuali bungkus bu kulah. Dari dulu gak pernah naik pangkat, selalu jadi kenet alias pembantu umum.
Kesimpulan akhir selalu, maulid itu makan-makan. Perbaikan gizi. Ada hari-hari ketika kita harus makan terlalu banyak, hari maulid salah satunya.. Nasi yang bau daun pisang itu terasa sangat lezat, beraneka lauk pauk, dan semua membuatku merasa sangat-sangat bersyukur :)