Kisah seorang laki-laki dan seekor ikan

Alkisah, hiduplah seorang laki-laki di tepi danau dan dia berteman dengan seekor ikan yang juga hidup di danau itu. Hampir setiap hari mereka bercengkerama. Si laki-laki menghabiskan waktunya di tepi danau memandang si ikan berenang-renang, sesekali menampakkan diri di permukaan, mencipratkan air danau, dan itu membuat lelaki itu tersenyum. Lain waktu si laki-laki ikut berenang di danau bersama di ikan. Kala bulan purnama, si laki-laki duduk di tepi danau dan menikmati cahanya bersama si ikan.

Suatu hari, si laki-laki harus pergi dari tepi danau itu. Maka diucapkannya selamat tinggal kepada si ikan. Si ikan berenang-renang dengan pelan, mengikuti lelaki itu. Hatinya sedih, tetapi lelaki itu berjanji tidak akan melupakan sang ikan. Maka pergilah si lelaki meninggalkan danau.

Purnama berganti entah berapa kali, ketika si ikan menyadari ada sebuah tali pancing terulur ke dalam danau. Ketika si ikan mendekat, terlihatlah, si lelaki itu telah kembali dan dia sedang mengulurkan tali pancing.

Lelaki itu terpana melihat si ikan yang sudah menjadi sangat besar. Ketika ditinggalkannya dulu, si ikan masih sangat kecil. Maka dia hanya membawa tali pancing yang kecil. Mungkin dia berniat untuk membawa si ikan bersamanya.

Si ikan dengan penuh semangat memakan umpan itu, tapi apa daya, tali pancing terlalu kecil dan tidak akan pernah sanggup mengangkat tubuh si ikan.

Si laki-laki merasa sangat terkejut ketika umpannya dimakan sang ikan.
Dia ragu, haruskah dia menarik tali pancing itu
Akankah pancingnya patah?
Apakah dia sanggup menarik si ikan keluar dari danau tersebut?
Apakah dia sanggup membawa ikan itu pergi bersamanya?
Sanggupkah ikan itu bertahan hidup di daratan?
Pertanyaan-pertanyaan itu membuatnya semakin bingung.

Sementara itu si ikan terus menggelepar-menggelapar. Umpan itu telah dimakannya.
Si laki-laki hanya diam, dia tidak melakukan apapun.
Si ikan terus menunggu dan menunggu. Tenggorokannya terluka. Lama sekali dia bertahan hingga dia tidak bisa lagi menahan sakitnya umpan yang tersangkut di tenggorokannya.
Ikan terus bergerak dan akhirnya pancing itu terlepas. Ikan itu terluka parah, air danau itu berubah warna.

Si laki-laki itu tetap diam, si ikan berenang menjauh.

Akhir cerita, si ikan tetap tinggal di danau itu, dan si laki-laki pergi entah kemana setelah terdiam bergitu lama.
Setiap purnama di danau, si ikan memandang purnama dan teringat akan laki-laki itu. Si ikan mengerti, mereka tidak akan pernah bisa bersama, dunia mereka berbeda, sekuat apapun mereka berusaha mereka tidak akan pernah bisa.
Mungkin laki-laki itu tidak memiliki akuarium yang cukup besar untuk menampung si ikan. Mungkin dia sudah tidak menyukai seekor ikan lagi.
Mungkin.

Popular posts from this blog

Interview Masuk SMP

My "Pret" Life

A new world : It's about Design Graphic