sahabatku pengejar pelangi

Pagi, aku sudah berjalan menyusuri sungai yang membelah rumpun dan bunga. Aku bersenandung lagu tentang pagi dan mengurai ingat tentang mimpi tadi malam. Ada kelebat bintang menjenguk semalam dalam mimpiku, menawarkan damai tentang seorang lelaki yang tersenyum. Rasanya aku mengenalnya, entah dimana dan kapan.

Ujung sungai terlihat meruncing menuju kaki langit. Aku mengenali dia, seorang sahabat, bermain air di tepi yang teduh. Aku berlari, dan merengkuhnya dari belakang. Dia hanya tersenyum dan bergeser memberi ruang aku dalam lamunnya. Kami saling diam tapi aku tau dia pelan-pelan mengirim putik sedihnya padaku. Lama tercenung, kuputuskan untuk mengatakan sesuatu..

"kamu akan baik-baik saja" aku menghiburnya

"benarkah, ada jalan di antara horizon dan awan menuju pelangi?" tanyanya

aku tiba-tiba teringat pelangiku, pemberian seseorang

"pelangi? kamu juga punya pelangi? apa warnanya?"

"hmm, warna itu hanya tipuan mata dan permainan matahari"
"aku hanya bisa merasakan pantulannya"
"pelangiku berhenti memantul dan aku terserap kesedihan"

"Benarkah ?"tanyaku
"Pelangi bisa membutakanmu dan menelanmu?"

Sahabatku masih larut dalam lingkaran air. Perlahan, dia memandang jauh ke utara. Matanya mencari-cari sesuatu.
"kata air, pelangiku tertiup mendung ke utara"
"aku akan mengejarnya... "

"Bolehkah aku ikut bersamamu mengejar pelangi ?" pintaku

"Hmm, kamu di sini saja, sebentar lagi sore.."
"mungkin pelangimu akan menyapamu.."

Aku membiarkan sahabatku bergegas. Langkahnya menghembuskan kekuatan. Aku melihat air sungai beriak ditinggalkannya. Aku membiarkan dia mengejar pelanginya. Semakin lama bayangnya semakin sempurna. Aku membiarkannya dan membiarkannya dalam kebingunganku. Semoga pelangi itu masih ada untuknya.

Popular posts from this blog

Interview Masuk SMP

My "Pret" Life

A new world : It's about Design Graphic