Posts

Keep calm and finish your PhD!

Bulan ini dua orang sahabat saya berhasil menyelesaikan PhD mereka. Thomas, saya berpartisipasi membuat topi untuk Thomas selama dua hari. Joanna dan Hoai sangat bersemangat, idenya sangat orisinil. Saya mutar-mutar di Flohmarkt Rheiaue buat nyari lego dan sepeda. Malamnya kami menjemput Thomas di Hbf, membawa topi dan saya membeli buket bunga matahari untuknya. Lanjut mampir di rumah Thomas buat cerita. Kebahagiaan yang membuat dada saya penuh. Ah, kapan giliran saya ya? Lijar, mampir di Koeln to say good bye sama saya dan zuhra. Ngantarin lijar ngeliat tembok gembok cinta di jembatan dan makan ice cream sambil mandangin Koeln Dom. Duduk bertiga ketawa-ketawa. Lijar bakal balik ke Aceh minggu depan. Entah kenapa saya sedikit bersedih lijar pulang. Berkurang lagi teman seperjuangan di Jerman tapi saya sungguh bahagia lijar menyelesaikan PhDnya dengan sangat baik. Saya, masih tertatih-tatih, mengumpulkan kata, melawan semua rasa yang menekan,  seperti tulisan yang ka...

Quotes

Awal mei ini, saya punya tiga kutipan yang bisa menggambarkan suasana hati saya, tanpa harus banyak bercerita. “you not wanting me was the beginning of me wanting myself thank you”  ―  Nayyirah Waheed “Someone can be madly in love with you and still not be ready. They can love you in a way you have never been loved and still not join you on the bridge. And whatever their reasons you must leave. Because you never ever have to inspire anyone to meet you on the bridge. You never ever have to convince someone to do the work to be ready. There is more extraordinary love, more love that you have never seen, out here in this wide and wild universe. And there is the love that will be ready.”  ―  Nayyirah Waheed I think you still love me, but we can’t escape the fact that I’m not enough for you. I knew this was going to happen. So I’m not blaming you for falling in love with another woman. I’m not angry, either. I should be, but I’m not. I just feel pain. A...

Supervisi

Supervisi saya berjalan dengan lancar jaya meski diawali dengan insiden dua kali membatalkan tiket kereta. Pertama, waktu jadwal konsultasi dipindahkan sehari sesudah waktu yang dijanjikan. Kedua, saya salah beli tiket, terbalik stuttgart-bonn bonn-stuttgart. Parah. Saya di host alis dan lijar di stuttgart. malam pertama saya malah diskusi sampai jam dua malam dengan alis yang kemungkinan besar akan memiliki supervisor sama dengan saya. Paginya, saya membaca buku koleksi alis yang keren-keren yang jauh lebih menarik dari report yang saya tulis. Tiba-tiba sudah siang saja, kami makan siang ayam dan capcay buatan alis sebelum diantar ke institut supervisor saya. Pas ketemu supervisor, tanpa mukadimah, saya langsung diajak makan siang. Tanpa bertanya saya sudah makan apa belum. Kadang, saya pikir, supervisor saya ini agak ke-indonesia-indonesian. Sambil makan saya mulai ngobrol dan lalu dibeliin kopi espresso. Itu pertama kali saya ngopi espresso, gelas kecil, dan biskuit satu poton...

teman baik

Kalau ini, jelas sekali, posting curhatan haha.. iya mau curhat, kenapa susah sekali untuk tidak menjilat ludah sendiri. Misalnya kalau udah ngomong, selesai, mau move on tapi ujung-ujungnya malah balik lagi sama alur cerita yang sama. kalau kata ibu saya, ya seperti itulah orang pacaran. berantem baikan, baikan berantem. mang saya pacaran ? tentu saja itu tidak. siapa juga yang pacaran. kami cuma sahabatan. sahabat baik, atau dalam level yang lebih rendah, teman baik. hanya saja, waktu gak bisa berbohong, kalau telah banyak waktu yang dihabiskan sama-sama, jadi bukan hanya sahabat dalam arti harfiah tapi jiwa juga sudah bersahabat. dan menurut saya, salah satu anugerah terbesar adalah memiliki sahabat. ngeliat sahabat saya itu nunjukin sepatu barunya ke saya, makan roti karena kelaparan, nyari-nyari acara TV yang bagus, sambil cerita mimpi-mimpi dan pacar barunya. Ah, sayang sekali, dia sudah punya pacar baru yang saya pikir, itu cuma bohongan saja, biar saya cemburu...

Sarapan di Bonn

Weekend kemarin, cukup spesial buat saya, dan harus ditulis di blog supaya gak lupa. Saya sarapan bareng dua orang cowok. Ada teman lagi main ke Bonn dan nginap di rumah teman saya. Sabtu, tanpa rencana, akhirnya masak nasi uduk bareng teman saya plus keumamah, plus sambal goreng kentang udang bumbu sachetan. Sudah lama gak masak bareng dia. Tentu saja, saya chefnya, si teman biasa itu cuma jadi chicken chef yang sangat patuh. Dia kupas kentang trus saya yang potong-potong jadi potongan aneh karena gak sama besar dan sama sekali gak berseni. Pas dihidang di piring gak ada indah-indahnya dan saya menyalahkan si asisten yang membiarkan saya memotong kentang. Goreng menggoreng urusan asisten, giling bumbu juga asisten, tapi buat meracik, tentu saja si chef yang turun tangan. Alhasil semua masakan kami itu agak asin, karena saya memang agak ngebet buat nikah haha.. setelah satu jam proses masak memasak yang penuh gelak tawa dan hina dina, maka kami menikmati sarapan dalam perbincanga...

ketika dia men-submit disertasinya

Siang ini, tiba-tiba si mas ganteng yang duduk di belakang saya itu, memanggil nama saya. Sari.. saya, masih tersesat dalam ribuan kata dalam bab findings saya, dan earphone yang memutar lagu entah apa, agak kaget karena dipanggil tiba-tiba. Aku baru saja men-submit disertasiku.. Ya ampun, si mas baru saja membuat suatu hal luar biasa, mengirimkan final draftnya ke examination office di London sana. Itu artinya, dia udah beres. udah hampir jadi PhD. dan hanya saya dan dia di ruangan ini. cuma saya, yang ada sama dia dalam detik-detik bersejarah itu. dan saya merasa sangat tersanjung. uh, rasanya pengen dipeluk saja kalau muhrim ha..ha.. dia kelihatan bahagia dan grogi, campur aduk, dan sangat deg-deg-an lalu kami larut dalam kegembiraan. Ibarat ibu, itu seperti baru saja melahirkan setelah tiga tahun mengandung. Ah senangnya, kapan giliran saya ya.. Tidak lama lagi sari.. kata si mas dalam baluran senyumnya yang paling manis saya pun tersenyum dan berjanj...

waktu yang tepat

Semua itu cuma masalah waktu saja, tidak perlu dipercepat atau diperlambat. Jalani saja. Kalau sudah waktunya, maka itu akan terjadi. seperti nenek yang akhirnya bisa baikan dengan mantan kecengannya, hanya butuh satu kesempatan buat ngomong kembali, bertukar nomor hape, dan hampir pingsan dapat sms "yoii" dan  bonus emoticon :D dari dia yang rasanya tak mungkin bisa berbaikan lagi. seperti saya, yang akhirnya, setelah berbaris pertanyaan saya dan perbincangan saya cuma dibalas, "semoga kamu sukses ya..." lampu merah, harus stop, dan ini waktunya buat say good bye kali ini silent good bye saja karena saya dan dia telah melalui terlalu banyak keriuhan karena dan hanya karena sudah tiba waktunya hanya satu kata buat waktu yang tepat untuk memulai atau mengakhiri lega mari tersenyum :D