Suatu Hari di Bandara Kuala Namu
Saya sudah selesai salat dan makan lontong terburu-buru ketika penumpang lain mulai mempertanyakan nasib kami yang tak kunjung jelas. Seharusnya pukul sepuluh pagi kami sudah berangkat ke padang. Sudah hampir empat jam menunggu. Tidak ada dari pihak airlines paling keren dan paling mahal tiketnya itu memberikan jawaban yang memuaskan. Semua penumpang mulai gelisah, mungkin karena lapar. Tidak ada informasi yang jelas. Saya sendiri sudah dua kali bolak balik bertanya. Tidak ada yang bisa dipercaya dalam proses negosiasi. Hingga akhirnya, proses adu mulut itu berhenti ketika pihak airlines menghilang begitu saja. Kali ini tanpa penjelasan yang pasti, apa yang harus dilakukan penumpang. Pukul empat sore, penumpang yang senasib terlihat makin sedikit. Saya berinisiatif bertanya tentang keputusan apa dari airlines buat kami yang tersisa, yang duduk sangak dan masih berpikir, apakah ada solusi terbaik untuk kami. Ternyata petugas airlines di ruang tunggu menyarankan kami untuk menemui cost...