dan biarkan saya..
Dua minggu ini, tiba-tiba level beban kerja saya meningkat tajam. Jangankan buat browsing-browsing atau menulis, buat lihat jam saja saya tidak sempat. Tiba-tiba selalu ada yang berteriak, mari kita pulang sudah waktunya pulang. Sore kadang masih harus pulang agak telat karena masih harus beres2 ini beres2 itu. Lalu diantara dan disela itu semua saya masih harus dibriefing sama si bos, katanya kemarin, setengah his knowledge udah susah ditransfer ke kepala saya. Iya, benar, tapi saya selalu harus mendengarkan semua argumen dia, untuk postpone niat saya sekolah lagi. Banyak sekali argumen-argumen yang bagus, saya mengakuinya. Masuk akal dan sangat bagus, bahkan awalnya tidak terpikir sama sekali. Belum lagi kegiatan -ospek- istilah saya untuk meyakinkan saya bahwa saat ini masyarakat sangat membutuhkan saya dan sekolah masih bisa menunggu. Kalau alasan-alasan ini saya masih mau mendengar, tapi kalau sudah menyentuh zona pengelolaan pribadi seperti masalah "perempuan yang sekolah te...